Kanker sevik atau kanker leher rahim, mungkin anda sudah tidak asing lagi dengan panyakit yang satu ini karena penyakit ini memang menjadi momok yang menakutkan bagi kaum wanita. Mengapa saya menuliskan posting ini karena saya juga prihatin dengan angka kejadian di indonesia yang sangat tinggi. Hal ini di sebabka karena masih kurangnya pengetahuan masyarakat akan penyebab penyakit ini.
Jadi apa saja penyebab kanker leher rahim ini :
1. Human papilloma virus atau lebih keren disebut HPV. Virus ini juga bisa ditularkan melalui hubungan seks.
2. Bagi perempuan yang berhubungan seks pada usia dini. dibawah 20 tahun bisa beresiko terkena CA Servik. Hal ini dikerenakan oleh sel dalam vagina khusunya di leher rahim belum terlau matang. sehingga saat ada luka maka akan memicu terjadinya keganasan.
3. Ganti-ganti pasangan seksual
4. infeksi dari herpes dikemaluan
Itu tadi penyebab yang beresiko memicu terjadinya kanker servik. Sekarang giliran Tanda atau gejala dari penyakit ini.
Karena dengan bisa mendeteksi lebih dini maka akan memperbesar harapan sembuh.
Gejala Kanker servik :
1. Terasa nyeri pada punggung, tungkai, panggul.
2. munculnya keputihan dan bau yang tidak sedap pada vagina.
3. Serta bisa terjadi perdarahan pada Vagina.
Dari gejala yang muncul diatas jika anda para kaum wanita merasa mempunyai keluhan yang sama maka jangan ragu untuk memeriksakannya ke bidan / ke dokter.
Cara untuk mencegah Kanker servik hanyanya dengan menghindari faktor pencetus sama seperti diatas. Tapi anda juga bisa mengikuti pap Smear. Di situ anda akan dilakukan pengecekan lendir rahim. Jadi jangan takut untuk ikut.
saya juga berpesan pada anda para perempuan indonesia yang membaca ini. Saya harap anda jangan tajut untuk berobat, karena jika anda telat berobat maka akan fatal resikonya, jalani semua dengan ihklas dan sabar. Semangat untuk wanita indonesia tercinta. Dan kaum laki laki jangan pernah berhenti untuk memberi semangat pada istri anda untuk memeriksakan kesehatnnya. Saling mendukung untuk kebaikan bersama. sekian terima kasih.
oh, saya bukan orang kedokteran :)
BalasHapusYa, setidaknya untuk pengetahuan mas...informasi kesehatan tak mengenal batasab profesi....
BalasHapus